Etimologi dan Pengertian Drama

pengertian drama
Etimologi dari kata drama, sebuah kata yang berasal dari kata kerja Yunani dan yang memiliki arti untuk melakukan atau bertindak, adalah penting dalam menentukan maknanya. Pada dasarnya, sebuah drama melibatkan penyajian situasi atau menceritakan sebuah cerita dalam hal semacam gerakan fisik, apakah itu gerakan orang liar menari ataupun berjalan. Para pemain berusaha menyajikan sesuatu pertunjukan yang dapat menghibur siapa saja yang melihat atau mendengarnya, pertunjukan drama pertama terjadi di inggris pada abad keenam belas, yang dilakukan kelompok canggih pelaku komedi oleh Noel Coward di teater lepas Broadway.

Biasanya gerakan drama adalah gerakan fisik yang terlihat di atas panggung, meskipun drama radio di dahulu telah mampu mencapai tujuannya sepenuhnya melalui suara. Karena sarana dasar untuk menyajikan sebuah pertunjukan di panggung adalah melalui kata-kata yang diucapkan para aktor serta melalui pantomim dan bentuk lain dari gerakan fisik, mungkin kita harus mengatakan bahwa pengertian drama adalah sebuah pertunjukan yang  menceritakan sebuah cerita dengan cara dialog dan aksi.



Ini tidak akan tepat untuk dibahas di sini dengan panjang lebar karena sebenarnya pengertian drama adalah universal yang bersifat dramatis mengikuti naluri-keinginan manusia, primitif dan beradab, untuk mewakili tindakan atau untuk meniru (akting). Manifestasi paling dasar yang jelas dalam upacara-upacara adat masyarakat primitif dahulu kala sudah dilakukan permainan drama dan "membuat percaya" para penonton pada jaman primitif.

Jika kita mencari pengertian drama dari dramawan profesional dan kritikus, kita akan menemukan pendapat yang saling bertentangan. Misalnya, kritikus Brunetiere Perancis, menulis pada tahun sembilan puluhan, melihat drama sebagai dasarnya "kehendak manusia dalam konflik dengan kekuatan misterius atau kekuatan alam yang membatasi dan meremehkan mereka." Kritikus lain telah merasa bahwa penekanan Brunetiere pada konflik dan perjuangan terlalu terbatas.

Pada satu titik dalam karirnya, Maeterlinck mendesak mengabaikan fenomena eksternal kehidupan untuk usaha menghadirkan sesuatu yang tersembunyi (spiritual) dan emosional.  Dalam pendekatan semacam ini drama mungkin tindakan yang berarti seluruhnya tanpa konflik. William Archer menemukan pendekatan yang paling memuaskan untuk drama yaitu melalui konflik yang terjadi didalam drama, yang ia anggap sebagai hanya salah satu elemen yang paling penting, bukan sebagai unsur pembeda tunggal dalam drama.